w2

Merumuskan Potensi-Potensi di Kampung Wuring

Oleh Megs Seto

Ada dua tim yang dibagi dalam kegiatan kami di Kampung Wuring, yaitu kuliner dan galeri. Saya tergabung ke dalam kelompok Galeri. Dalam kelompok galeri saya berinisiatif untuk menjadi koordinator kelompok lingkungan hidup. Rancangan saya, akan ada beberapa kegiatan yang dibuat bersama anak muda Wuring; mulai dari mencari solusi untuk mengatasi sampah di Wuring, penghijauan, perkembangan tempat wisata serta pemeliharaan dan perawatan terumbu karang.

Namun, tentu semua itu sulit dijalankan secara serentak dan membutuhkan biaya pengerjaan yang tidaklah sedikit. Di sini saya akan membahas satu per satu terkait perancangan saya di atas.

1. Mengatasi Sampah di Wuring

Bicara masalah sampah di Wuring sebetulnya bukanlah hal yang baru. Sebelumnya sudah ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan baik dari penggiat organisasi maupun anak muda Wuring itu sendiri. Namun, persoalan ini sepertinya tak kunjung selesai.

Tujuan saya di sini bukan untuk menyelesaikannya tapi mencoba melanjutkan kembali apa yang telah dibuat sebelumnya namun dengan konteks dan pelaksanaan yang sedikit berbeda. Ide saya, semua sampah plastik yang dikumpulkan di Wuring akan didaur ulang menjadi pelampung yang kemudian digunakan para nelayan untuk kebutuhan melautnya. Dalam hal ini pelampung itu berguna sebagai rompong (rumah ikan).

2. Penghijauan

Sangat jarang sekali kita menemukan tanaman di Kampung Wuring, baik itu bunga-bunga maupun pepohonan. Tujuan saya di sini bukan untuk penanaman 1000 pohon ataupun penghijaun besar-besaran, tetapi mengajak para perempuan-perempuan Wuring untuk mengelola tanaman-tanaman hias, seperti bunga-bunga dan beberapa jenis pohon yang bisa di estariakan di Wuring agar ada warna lain dan aktifivas baru di Wuring.

3. Pengembangan Tempat Wisata

Mungkin bagi kalangan masyarakat Maumere, Wuring tidak memiliki tempat wisata. Namun, sebetulnya Wuring menjadi ruang bagi akses transportasi laut untuk sekadar menikmati pemandangan Teluk Maumere. Tak jauh dari situ, jika beruntung orang juga bisa menikmati hamparan pasir putih yang timbul ke permukaan jika air laut surut. Tempat tersebut dikenal dengan nama “Taka Minang” selain ada juga  pepohonan bakau.

Untuk pengembangan tempat wisata tersebut, saya kira para pemuda/pemudi Wuring bisa menyiapkan akses transportasi yang memadai serta menawarkan beberapa kuliner khas dari Kampung Wuring sembari tetap menjaga kelestarian lingkungan sekitar.

4. Pemeliharaan/Perawatan Terumbu Karang

Jika mau jujur, sudah tidak ada lagi satu pun terumbu karang di pesisiran pantai Wuring diakibatkan pengerusakan oleh nelayan yang pernah menggunakan bom untuk medapatkan hasil tangkapan lebih banyak. Bukan hanya itu, sampah-sampah pun masih berserakan di pesisir maupun di dalam laut akibat ulah orang-orang yang tidak peduli akan lingkungan laut.

Di sini saya mengajak para anak-anak hingga remaja untuk sama-sama menjaga laut Wuring dari ulah nelayan yang tidak bertanggung jawab serta mengajak mereka untuk sama-sama membudidayakan terumbu karang dan merawatnya. Dengan demikian, anak-anak serta remaja terlatih untk menjaga laut mereka sendri dan mereka bisa tumbuh dan berkembang dari tempat di mana mereka dibesarkan.

Beberapa rancangan di atas tentu akan bisa berjalan jika ada kerja sama dan komitmen dari masyarakat Wuring mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Sekali lagi, saya tegaskan, tujuan saya di sini bukan hanya sekadar memberi ide/saran tetapi mulai bekerja dari sekarang dengan tekad dan niat yang besar untuk kemajuan Kampung Wuring.

Memang harus diakui sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai perancangan di atas. Boleh jadi itu tidak bisa dijalankan karena ada beberapa agenda yang perlu diprioritaskan mengenai aktivitas di Kampung Wuring. Akan tetapi, saya optimistis sembari berharap ada salah satu rancangan yang bisa dijalankan. Mungkin bukan saat ini tetapi pada suatu waktu nanti.

Bagikan Postingan

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Kalender Postingan

Jumat, April 19th